Feature

Tuesday, January 29, 2013

NEKAD SAJA


Islamedia - Agak sungkan sebetulnya menceritakan yang satu ini. Geli. Malu tepatnya.
Tapi tak apalah, sebab biar sampai bersemu merah wajah karena menceritakannya, saya berharap ada barakah yang Allah kirimkan lewat menuliskan kisah pendek ini.

Pakuan, gedung yang nyaris berusia 150 tahun itu ramai sekali. Pagi itu, berbagai komunitas sepeda membuat gelaran acara bersama. Tentu mereka tak kan rela bila sang ikon gowes-er se-Jabar, Ibu Gubernur tak turut ikut dalam acara tersebut.

Jangan kira setiap acara yang berlangsung disini akan berlangsung seadanya. Prinsip yang sering tuan rumah ulang di hadapan para tamu adalah "Saya yang berkunjung ke daerah atau hadirin sekalian yang berkunjung ke rumah dinas ini adalah Silaturahim, yang akan memanjangkan usia dan menambah Rizki," begitu ia sering ulang.

Maka, suguhan pagi yang dihidangkan betul-betul akan merangsang siapapun untuk 'serakah' sesaat, menggasak hidangan prima yang tuan rumah siapkan. Bila sudah seperti ini, jangan harap bisa ikut bertarung di antrian dengan mereka. Apalagi bila tuan rumah atau staf disana. Sabar, lebih baik.

Kebetulan hari itu pun saya ada disana. Dan memang tak kan sempat ikut sarapan.

Acara pun berlangsung. Intinya sih sederhana saja. Gubernur menyampaikan sambutan, peserta dilepas dengan hitung mundur, dan selesai. itu. Sesederhana itu. Namun ingat. Jumpa sesederhana itu sungguh akan sangat berarti bagi mereka. Lekat kesan karena diwejangi orang yang mereka harap bisa mengayomi, akan dikenang lama lho.

Sebab itu sungguh saya sangat prihatin, bila ada pejabat yang meremehkan agenda-agenda 'kecil'. Terlalu arogan. itu saja, dan saya tak mau memperpanjang.

Beralih pada cerita utama kembali.

Selepas usai acara, kami yang tak menggowes pun rebah lega. Bagaimana ikut menggowes bila baru pulang hampir pukul 4 pagi?
Ia dan sang Istri pun begitu. Lelah bukan buatan.

Sambil 'balas dendam' karena tadi mengalah sarapan, kami pun mengasihani perut sambil berbincang ringan.

Ada saya, seorang teman, juga Gubernur dan sang Istri.

"Udah pada nikah belum?"

DEGG!! 'Celetukan' yang nancep, langsung membuat diri rasanya payah parah.

"mm..belum Ustadz", jawabku malu. Aku memanggil ustadz agar lebih nyaman sebab ia memang mubaligh yang di aktivitas kesehariannya tak menampilkan diri sebagai Agamawan, tapi Negarawan. Setidaknya, sapaan 'ustadz' dapat membuat lebih cair suasana.

"Lah, kok belum?? umur berapa memang?"

"24 ustadz."

"Aah, udah mau deket 25 tuh, cepet-cepet aja."

JLEB!! (lagi)

"Saya juga dulu Nekat tuh nikahin Ibu. Ya nggak Bu?", sambungnya yang dijawab anggukan oleh sang istri, "Iya."

"Dulu, waktu datang ke rumah orang tuanya ibu. beuuh...tegang banget. Takut ditanya macem-macem kan? Terutama soal kerjaan. Karena saya kan waktu itu lagi tingkat akhir, Ibu tingkat dua ya Bu?" bila sudah santai seperti ini, asyik sekali menyimak obrolannya.

"Eh, taunya bener.." terusnya dengan penekanan.
"Saya ditanya sama Bapaknya Ibu, 'Udah Kerja?'"
"Saya jawab aja langsung kan, ya Pak saya sudah KERJA. Dalam hati, saya tambahin, KERJA DAKWAH."

Spontan teras rumah ini ramai hanya oleh tawa kami berempat.

"Tapi bener kan? Saya ditanya udah kerja apa belum, bukan kerja apa. Jadi gak bohong dong", celetuknya lagi ringan sambil masih tertawa.

"Tapi ya alhamdulillah akhirnya bisa juga dapat SIM dari orangtuanya Ibu. Surat Izin Menikah.", kontan kami tertawa lagi.

"Tapi, setelah nikah ternyata bingung juga. Karena saya gak punya kerja. Yang penting kan kita merasa mampu dan memang mampu menafkahi, ya saya cari penghasilan betul-betul. Untung istrinya shalehah."

"di awal-awal nikah, saya jualan koran lah, apalah macem-macem. eeh, alhamdulillah sekarang jadi Gubernur, haha.."

"Nah gitu, jangan kuatir masalah rizki. Pasti ada. Laki-laki sekarang banyak nunggu macem-macem. Lembek."

dan... kata-kata terakhir itu betul-betul 'JLEB!!' hingga sekarang.


lalu bagaimana dengan anda ???

apa yang anda tunggu

apa masih belum percaya


Sumber : Islamedia

Dimanakah Aku Berada ?

“aku khawatir terhadap suatu masa yg roda kehidupannya dapat menggilas keimanan, keimana hanya tinggal pemikiran, yg tak berbekas dalam perbuatan…."

banyak org baik tapi tak berakal, ada org berakal tpi tak beriman…

ada lidah fasih tapi berhati lalai,ada yg khusyuk tpi sibuk dalam kesendirian…

ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis, ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi…

ada yg banyak tertawa hingga hatinya berkarat, dan ada yg menangis karena kufur nikmat…

ada yg murah senyum tapi hatinya mengumpat, ada yg berhati tulus tapi wajahnya cemberut…

ada yg berlisan bijak tapi tak memberi teladan, dan ada pelacur yg tampil jadi figur…

ada org yg punya ilmu tapi tak faham, ada yg faham tapi tak menjalankan…

ada yg pintar tapi membodohi, ada yg bodoh tak tahu diri…

ada org beragama tapi tak berakhlak, ada yg berakhlak tapi tak bertuhan…

lalu diantara semua itu dimanakah aku berada…???”

-(Ali bin Abi Thalib R.A)-

Sumber : darienol

Monday, January 28, 2013

Surat Dari Ibu Yang Terkoyak Hatinya


SURAT DARI IBU YANG TERKOYAK HATINYA


Anakku….
Ini surat dari ibu yang tersayat hatinya. Linangan air mata bertetesan deras menyertai tersusunnya tulisan ini. Aku lihat engkau lelaki yang gagah lagi matang. Bacalah surat ini. Dan kau boleh merobek-robeknya setelah itu, seperti saat engkau meremukkan kalbuku sebelumnya.

Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami.

Berikutnya, aku layaknya pelayan yang tidak pernah istirahat. Kepenatanku demi kesehatanmu. Kegelisahanku demi kebaikanmu. Harapanku hanya ingin melihat senyum sehatmu dan permintaanmu kepada Ibu untuk membuatkan sesuatu.

Masa remaja pun engkau masuki. Kejantananmu semakin terlihat, Aku pun berikhtiar untuk mencarikan gadis yang akan mendampingi hidupmu. Kemudian tibalah saat engkau menikah. Hatiku sedih atas kepergianmu, namun aku tetap bahagia lantaran engkau menempuh hidup baru.

Seiring perjalanan waktu, aku merasa engkau bukan anakku yang dulu. Hak diriku telah terlupakan. Sudah sekian lama aku tidak bersua, meski melalui telepon. Ibu tidak menuntut macam-macam. Sebulan sekali, jadikanlah ibumu ini sebagai persinggahan, meski hanya beberapa menit saja untuk melihat anakku.

Ibu sekarang sudah sangat lemah. Punggung sudah membungkuk, gemetar sering melecut tubuh dan berbagai penyakit tak bosan-bosan singgah kepadaku. Ibu semakin susah melakukan gerakan.

Anakku…
Seandainya ada yang berbuat baik kepadamu, niscaya ibu akan berterima kasih kepadanya. Sementara Ibu telah sekian lama berbuat baik kepada dirimu. Manakah balasan dan terima kasihmu pada Ibu ? Apakah engkau sudah kehabisan rasa kasihmu pada Ibu ? Ibu bertanya-tanya, dosa apa yang menyebabkan dirimu enggan melihat dan mengunjungi Ibu ? Baiklah, anggap Ibu sebagai pembantu, mana upah Ibu selama ini ?

Anakku..
Ibu hanya ingin melihatmu saja. Lain tidak. Kapan hatimu memelas dan luluh untuk wanita tua yang sudah lemah ini dan dirundung kerinduan, sekaligus duka dan kesedihan ? Ibu tidak tega untuk mengadukan kondisi ini kepada Dzat yang di atas sana. Ibu juga tidak akan menularkan kepedihan ini kepada orang lain. Sebab, ini akan menyeretmu kepada kedurhakaan. Musibah dan hukuman pun akan menimpamu di dunia ini sebelum di akhirat. Ibu tidak akan sampai hati melakukannya,

Anakku…
Walaupun bagaimanapun engkau masih buah hatiku, bunga kehidupan dan cahaya diriku…

Anakku…
Perjalanan tahun akan menumbuhkan uban di kepalamu. Dan balasan berasal dari jenis amalan yang dikerjakan. Nantinya, engkau akan menulis surat kepada keturunanmu dengan linangan air mata seperti yang Ibu alami. Di sisi Allah, kelak akan berhimpun sekian banyak orang-orang yang menggugat.

Anakku..
Takutlah engkau kepada Allah karena kedurhakaanmu kepada Ibu. Sekalah air mataku, ringankanlah beban kesedihanku. Terserahlah kepadamu jika engkau ingin merobek-robek surat ini. Ketahuilah, “Barangsiapa beramal shalih maka itu buat dirinya sendiri. Dan orang yang berbuat jelek, maka itu (juga) menjadi tanggungannya sendiri”.

Anakku…
Ingatlah saat engkau berada di perut ibu. Ingat pula saat persalinan yang sangat menegangkan. Ibu merasa dalam kondisi hidup atau mati. Darah persalinan, itulah nyawa Ibu. Ingatlah saat engkau menyusui. Ingatlah belaian sayag dan kelelahan Ibu saat engkau sakit. Ingatlah ….. Ingatlah…. Karena itu, Allah menegaskan dengan wasiat : “Wahai, Rabbku, sayangilah mereka berdua seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil”.

Anakku…
Allah berfirman: “Dan dalam kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal” [Yusuf : 111]

Pandanglah masa teladan dalam Islam, masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, supaya engkau memperoleh potret bakti anak kepada orang tua.

KISAH TELADAN KEPADA ORANG TUA
Sahabat Abu Hurairah sempat gelisah karena ibunya masih dalam jeratan kekufuran. Dalam shahih Muslim disebutkan, dari Abu Hurairah, ia bercerita.

Aku mendakwahi ibuku agar masuk Islam. Suatu hari aku mengajaknya untuk masuk Islam, tetapi dia malah mengeluarkan pernyataan tentang Nabi yang aku benci. Aku (pun) menemui Rasulullah dalam keadaan menangis. Aku mengadu.

“Wahai Rasulullah, aku telah membujuk ibuku untuk masuk Islam, namun dia menolakku. Hari ini, dia berkomentar tentang dirimu yang aku benci. Mohonlah kepada Allah supaya memberi hidayah ibu Abu Hurairah”. Rasulullah bersabda : “Ya, Allah. Tunjukilah ibu Abu Hurairah”. Aku keluar dengan hati riang karena do’a Nabi. Ketika aku pulang dan mendekati pintu, maka ternyata pintu terbuka. Ibuku mendengar kakiku dan berkata : “Tetap di situ Abu Hurairah”. Aku mendengar kucuran air. Ibu-ku sedang mandi dan kemudian mengenakan pakaiannya serta menutup wajahnya, dan kemudian membuka pintu. Dan ia berkata : “Wahai, Abu Hurairah ! Asyhadu an Laa Ilaaha Illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu wa Rasuluhu”. Aku kembali ke tempat Rasulullah dengan menangis gembira. Aku berkata, “Wahai, Rasulullah, Bergembiralah. Allah telah mengabulkan do’amu dan menunjuki ibuku”. Maka beliau memuji Allah dan menyanjungNya serta berkomentar baik” [Hadits Riwayat Muslim]

Ibnu Umar pernah melihat lelaki menggendong ibunya dalam thawaf. Ia bertanya : “Apakah ini sudah melunasi jasanya (padaku) wahai Ibnu Umar?” Beliau menjawab : “Tidak, meski hanya satu jeritan kesakitan (saat persalinan)”.

Zainal Abidin, adalah seorang yang terkenal baktinya kepada ibu. Orang-orang keheranan kepadanya (dan berkata) : “Engkau adalah orang yang paling berbakti kepada ibu. Mengapa kami tidak pernah melihatmu makan berdua dengannya dalam satu talam”? Ia menjawab,”Aku khawatir tanganku mengambil sesuatu yang dilirik matanya, sehingga aku durhaka kepadanya”.

Sebelumnya, kisah yang lebih mengharukan terjadi pada diri Uwais Al-Qarni, orang yang sudah beriman pada masa Nabi, sudah berangan-angan untuk berhijrah ke Madinah untuk bertemu dengan Nabi. Namun perhatiannya kepada ibunya telah menunda tekadnya berhijrah. Ia ingin bisa meraih surga dan berteman dengan Nabi dengan baktinya kepada ibu, kendatipun harus kehilangan kemuliaan menjadi sahabat Beliau di dunia.

Dalam shahih Muslim, dari Usair bin Jabir, ia berkata : Bila rombongan dari Yaman datang, Umar bin Khaththab bertanya kepada mereka : “Apakah Uwais bin Amir bersama kalian ?” sampai akhirnya menemui Uwais. Umar bertanya, “Engkau Uwais bin Amir?” Ia menjawa,”Benar”. Umar bertanya, “Engkau dari Murad kemudian beralih ke Qarn?” Ia menjawab, “Benar”. Umar bertanya, “Engkau punya ibu?”. Ia menjawab, “Benar”. Umar (pun) mulai bercerita, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Akan datang pada kalian Uwais bin Amir bersama rombongan penduduk Yaman yang berasal dari Murad dan kemudian dari Qarn. Ia pernah tertimpa lepra dan sembuh total, kecuali kulit yang sebesar logam dirham. Ia mempunyai ibu yang sangat dihormatinya. Seandainya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya aku hormati sumpahnya. Mintalah ia beristighfar untukmu jika bertemu”.

(Umar berkata), “Tolong mintakan ampun (kepada Allah) untukku”. Maka ia memohonkan ampunan untukku. Umar bertanya, “Kemana engkau akan pergi?”. Ia menjawab, “Kufah”. Umar berkata, “Maukah engkau jika aku menulis (rekomendasi) untukmu ke gubernurnya (Kufah)?” Ia menjawab, “Aku lebih suka bersama orang yang tidak dikenal”.

Kisah lainnya tentang bakti kepada ibu, yaitu Abdullah bin Aun pernah memanggil ibunya dengan suara keras, maka ia memerdekakan dua budak sebagai tanda penyesalannya.

KISAH KEDURHAKAAN KEPADA ORANG TUA
Diceritakan ada lelaki yang sangat durhaka kepada sang ayah sampai tega menyeret ayahnya ke pintu depan untuk mengusirnya dari rumah. Sang ayah ini dikarunia anak yang lebih durhaka darinya. Anak itu menyeret bapaknya sampai kejalanan untuk mengusirnya dari rumahnya. Maka sang bapak berkata : “Cukup… Dulu aku hanya menyeret ayahku sampai pintu depan”. Sang anak menimpali : “Itulah balasanmu. Adapun tembahan ini sebagai sedekh dariku!”.

Kisah pedih lainnya, seorang Ibu yang mengisahkan kesedihannya : “Suatu hari istri anakku meminta suaminya (anakku) agar menempatkanku di ruangan yang terpisah, berada di luar rumah. Tanpa ragu-ragu, anakku menyetujuinya. Saat musim dingin yang sangat menusuk, aku berusaha masuk ke dalam rumah, tapi pintu-pintu terkunci rapat. Rasa dingin pun menusuk tubuhku. Kondisiku semakin buruk. Anakku ingin membawaku kesuatu tempat. Perkiraanku ke rumah sakit, tetapi ternyata ia mencampakkanku ke panti jompo. Dan setelah itu tidak pernah lagu menemuiku”

Sebagai penutup, kita harus memahami bahwa bakti kepada orang tua merupakan jalan lempang dan mulia yang mengantarkan seorang anak menuju surga Allah. Sebaliknya, kedurhakaan kepada mereka, bisa menyeret sang anak menuju lembah kehinaan, neraka.

Hati-hatilah, durhaka kepada orang tua, dosanya besar dan balasannya menyakitkan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Akan terhina, akan terhina dan akan terhina!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullahj, siapakah gerangan ?” Beliau bersabda, “Orang yang mendapati orang tuanya, atau salah satunya pada hari tuanya, namun ia (tetap) masuk neraka” [Hadits Riwayat Muslim]

[Diadaptasi dari Idatush Shabirin, oleh Abdullah bin Ibrahim Al-Qa’rawi dan Ilzam Rijlaha Fatsamma Al-Jannah, oleh Shalihj bin Rasyid Al-Huwaimil]

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun VIII/1425/2005M. Penerbiit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]


Sumber : fb

Sunday, January 27, 2013

Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta


Salahkah bila aku mencintaimu
Dan berharap engkau kan jadi milikku
Walau banyak yang bilang kau tak pantas untukku

Sayang ku mohon jangan tolak cintaku
Jiwa ragaku ini hanya untukkmu
Aku rela berkorban demi cintamu itu
Biarlah orang berkata apa
Manusia tiada yang sempurna
Kuterima kau apa adanya
Yang penting aku bahagia
By Armada - Cinta Buta


what the common love and coffe ?
This addictive and difficult to move to another
something that begins from the start was good but the instant it is good too

what the common love and train ?
railroad will make the long journey, through the station, and stopped at the destination station

*suatu keindahan adalah melihat kebahagiaan
Cinta boleh saja buta, tapi semoga saja hati kita tidak ikut menjadi buta…cinta yang menghancurkan kebahagiaan orang lain itu bukanlah cinta…mungkin klise jika dikatakan cinta tak harus memiliki….ada seseorang yang pernah mengatakan padaku….cinta adalah saat kamu bisa melepaskan dengan tulus orang yang kamu cinta, meskipun orang yang kamu cintai bersama orang lain bukan bersamamu….
Bedakanlah cinta dan posesif…..saat mencintai seseorang kamu tidak akan pernah takut kehilangannya, karena cintamu itu selalu tersimpan dihatimu meski tanpa dirinya disampingmu…..tapi jika cinta itu berubah menjadi posesif, kamu akan terus mengharapkan balasan atas "cinta" yang kamu berikan
dikutip : sumber

* Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta
Cinta lahir tanpa mata. Itu sebabnya Cinta tidak pernah tahu seperti apa rupa cahaya. Hanya kegelapan yang selalu menyertai kehidupannya. Pagi, siang, senja, malam, baginya sama saja. Gulita. Tetapi, seiring dengan berjalannya sang waktu, akhirnya Cinta mengerti juga betapa pagi dan malam tidaklah sama. Cinta mengetahui hal itu melalui semesta suara. Suara-suara di pagi hari amatlah berbeda dengan suara-suara yang didengarnya di malam hari. Cinta memang buta, tetapi Cinta masih memiliki kedua telinga untuk mendengar segala jenis suara. Cinta mengetahui banyak hal dengan mendengar. Cinta melihat dunia dengan kedua telinga.
dikutip : sumber

Saturday, January 26, 2013

Rasa Takut adalah Ilusi






Michael Jordan "Rasa Takut adalah Ilusi"
Saya tidak pernah memikirkan konsekuensi dari lemparan bola yang gagal. Mengapa? Setiap kali berkonsentrasi pada kegagalan, kamu akan takut menghadapi hasil buruknya.
Ketika akan melompat ke dalam kolam renang, meskipun saya tidak bisa berenang, yang saya pikirkan adalah bagaimana agar bisa berenang, paling tidak agar tidak tenggelam. Saya tidak akan berpikiran, "Saya tidak bisa berenang, jangan-jangan saya nanti tenggelam!" Jika saya masuk kedalam situasi apapun, saya selalu berpikir bagaimana caranya agar berhasil. Saya tidak pernah berpikir bagaimana jadinya kalau nanti gagal.
Namun, saya melihat beberapa orang yang dibekukan oleh rasa takut gagal. Rasa takut muncul karena pengaruh rekan-rekannya, atau terlalu banyak memikirkan konsekuensi buruknya. Mereka mungkin takut tampak bodoh atau dipermalukan. Saya tidak suka begitu.
Saya sadar, jika ingin meraih sesuatu dalam hidup ini, saya harus agresif. Saya harus berlari keluar dan mengejarnya. Saya tidak percaya kamu bisa mendapatkan sesuatu dengan cara pasif. Saya tahu, bagi beberapa orang, rasa takut adalah hambatan. Namun, bagi saya, rasa takut adalah ilusi.
Jika sudah berada disuatu tempat, saya tidak memikirkan hal lain kecuali berusaha sekuat tenaga agar berhasil. Ketakutan hanya ilusi semata. Kamu mengira ada sesuatu yang menakutkan di sana, namun sebenarnya di sana tidak ada apa-apa. Apa yang ada di sana adalah peluang untuk berbuat sebaik-baiknya dan meraih keberhasilan.
Kalaupun saya sudah berusaha sebaik mungkin dan hasilnya tetap kurang baik, paling tidak saya tidak akan menyesal karena tidak berani mencoba. Mungkin nasib baik belum berpihak pada saya. Mungkin saya kurang keras berusaha. Tidak ada salahnya mencoba, dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Kegagalan selalu menjadi pemicu untuk bekerja lebih keras lagi di masa mendatang.
Itulah sebabnya mengapa saya selalu menasihatkan untuk "berpikir positif" dan mendapatkan energi dari kegagalan. Terkadang kegagalan justru mendekatkan kamu dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketika saya berusaha membetulkan mobil yang rusak, setiap kali saya mencoba dan tidak berhasil, saya semakin mendekati untuk menemukan penyebab kerusakan yang saya cari. Penemuan-penemuan terhebat di dunis melewati ratusan kegagalan sebelum jawabannya ditemukan.
Menurut saya, rasa takut terkadang disebabkan tidak adanya focus atau konsentrasi, terutama dalam dunia olah raga. Ketika saya berdiri pada garis lemparan bebas dan memikirkan ada 10 juta orang memperhatikan saya lewat lensa kamera, saya tidak bisa mencetak skor.
Oleh karena itu, secara mental saya berusaha meletakkan diri pada tempat yang akrab saya kunjungi. Saya terus-menerus mengingat-ingat semua lemparan bebas yang berhasil saya lakukan dalam latihan dan mengikuti gerakan yang sama, teknik yang sama yang telah saya gunakan ribuan kali. Lupakan hasilnya. Yang penting kamu melakukannya dengan benar. Dengan demikian kamu bisa santai dan berhasil. Setelah melakukannya dengan benar, kamu sudah tidak bisa lagi mengendalikannya. Hasilnya berada di luar kendali kamu, jadi jangan pikirkan.
Prinsip yang sama juga berlaku ketika kamu menyampaikan presentasi bisnis atau membuat laporan sekolah. Jika kamu sudah melakukan semua yang harus dilakukan, setelah itu lepaskan saja hasilnya. Tidak peduli apakah klien akan menyukai presentasi kamu atau tidak. Hasilnya terserah pada klien, pembeli, atau guru kamu.
Saya bisa menerima kegagalan. Setiap orang pernah gagal. Namun, saya tidak bisa menerimanya kalau belum mencoba. Itulah sebabnya saya tidak pernah takut mencoba main baseball. Saya tidak bisa berucap, "Saya tidak bisa, saya takut tidak bisa membentuk tim yang baik." Saya tidak suka itu. Tidak peduli menang atau kalah, yang penting kamu sudah melakukanya sepenuh hati dan bekerja 110 persen.
Rasa takut hanyalah ilusi semata.

Copas : zonarinto

Friday, January 25, 2013

LELAKI2 YANG MENANGIS KERANA RASULULLAH S.A.W




1) Mu’adz bin Jabal yang menjerti dan menagis teresak-esak sehingga beliau pengsan oleh sebab dapat berita tentang kematian Rasulullah SAW.

2) Rasulullah telah patah gigi di dalam perang Uhud, berita itu sampai ke Awais dan Awais di rumahnya sanggup mematahkan giginya sendiri kerana hendak merasai apa yg Rasulullah telah rasai.

3) Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu hari setelah dia ketemu Rasululllah dan dia pergi, lalu tak lama kemudian balik dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut dan tidak sanggup tidak dapat melihat tuan seperti ini lagi.”

4) Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak sanggup tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.

5) Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah terkejut lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”

6) Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah datang dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah terkejut dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”

7) Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.

8) Seorang budak bernama Tsauban sangat menyayangi dan hatinya selalu merindukan Rasulullah Muhammad SAW. Sehari saja tidak bertemu Nabi, rasanya seperti setahun baginya. Kalau bisa dia ingin bersama Rasul setiap waktu. Karena jika tidak bertemu Rasulullah, dia amat sedih, murung dan seringkali menangis. Demikian juga yang dilakukan Rasulullah terhadap Tsauban begitu mengetahui betapa besarnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya. Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit, saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun sekejap. Jika sudah bertemu barulah hatiku menjadi tenang dan gembira sekali. Apabila memikirkan akhirat, hati ini bertambah cemas dan takut kalau-kalau tidak dapat bersama denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi. Sedangkan saya belum tentu, entah di syurga paling bawah atau yang paling mencemaskan, kemungkinan tidak dimasukkan ke syurga langsung. Jika demikian, tentu saya tidak akan bertemu denganmu lagi.” Rasulullah amat terharu mendengar perkataan Tsauban. Namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa karena balasan surga atau neraka bagi setiap hamba itu hak dan urusan Allah. Maka setelah peristiwa itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah SAW yang berbunyi; “Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisaa’:69). Mendengar jaminan itu Tsauban pun tersenyum. Hatinya menjadi tenang dan gembira kembali.


Sumber : fb

Cherry Belle - Dilema


Tuhan tolong aku
Ku tak dapat menahan rasa didadaku
Ingin aku memiliki
Namun dia ada yang punya

Tuhan bantu aku
Ternyata dia kekasih sahabatku
Entah apa yang harus ku katakan
Hatiku bimbang jadi tak menentu

Bukan maksud diriku melukai hatimu
Namun aku juga wanita
Yang ingin merasakan cinta

Never never want you
Really really love you
Maafkan aku mengecewakanmu
Really really love you
Never never leave you
Segera aku melupakan dirinya

Never never want you
Really really love you
Maafkan aku mengecewakanmu
lyricsalls.blogspot.com
Really really love you
Never never leave you
Segera aku melupakan dirinya

Bukan maksud diriku melukai hatimu
Namun aku juga wanita
Yang ingin merasa jatuh cinta

Never never want you
Really really love you
Maafkan aku mengecewakanmu
Really really love you
Never never leave you
Segera aku melupakan dirinya

Never never want you
Really really love you
Maafkan aku mengecewakanmu
Really really love you
Never never leave you
Segera aku melupakan dirinya

Tips membeli smartphone Android



Tips membeli smartphone Android
Android Phones

Android Phones

Posting kali ini saya akan share beberapa tips sebelum kita beralih dari symbian ke android, dari BB ke android, atau upgrade smartphone android yg terkini.

Pastikan bahwa tidak semua smartphone memiliki spesifikasi seperti yang anda inginkan, misalnya: Anda ingin membeli Android merk Sony mobile, dengan spesifikasi dual SIM Card, Resolusi HD, Kamera 10Mp, OS ICS 4.0, Water Ressist, port HDMI dsb.. Maka akan susah atau mungkin tidak ditemukan spesifikasi tersebut.

Pilih smartphone Android yang paling tidak mempunyai spesifikasi mendekati seperti yang anda inginkan.

Berikut ini beberapa hal yang perlu anda perhatikan dalam memilih smartphone android.
1. Sesuai kegunaan, 
point ini adalah yang sangat penting. Kita pasti ingin dengan 1 handset bisa digunakan untuk apa saja, misal telepon, sms, read pdf, edit doc/xls, edit photo, navigasi, dsb. Dan untungnya Android sudah bisa melakukan itu semua, yang perlu diperhatikan adalah semakin kita ingin semua aplikasi/game running di handset kita, maka semakin tinggi pula spesifikasi prosessor dan RAM yang dibutuhkan.

2. Ukuran Layar, 
untuk point yang ini lebih ke kesukaan pengguna, banyak yang suka dengan layar dengan ukuran besar HD, tetapi ada juga yang menyukai ukuran sedang atau kecil. Berikut beberapa resolusi layar smartphone

    QVGA: quarter VGA (240×320 pixels)
    HVGA: half VGA (320×480 pixels)
    WVGA: wide VGA (480×800 pixels)
    FWVGA: full wide VGA (480×854 pixels)
    nHD: one-ninth high definition (360×640 pixels)
    qHD: one-quarter high definition (540×960 pixels)
    720p: 720p Resolution screens (720×1280 pixels)

Untuk penggemar game tentu saja layar yang enak sekarang 4,5 - 7 inchi lebih enak pas ngelihat layarnya n pas dimata jadi pas browsing, nge-game, lihat film gak kekecilan gak perlu pake zoom. dulu layar segitu kegedean soalnya orang bingung mau telpon kayak tampah tapi telpon kan bisa pake headset wireless biar lebih gaol gitu.

3. Prosesor, 
merupakan inti dari smartphone dalam melakukan proses computing. Untuk saat ini pilihlah handset dengan prosesor dua inti (dual-core) atau empat inti (quad-core), dengan kecepatan minimal 1Ghz. Karena dengan prosesor yang oke, kita akan terasa nyaman dalam menjalankan beberapa aplikasi sekaligus dan tentu saja support beberapa Game 3D.

4. Memory, 
ada 2 macam memory di smartphone, yaitu RAM dan Internal Memory. Seperti prosessor, RAM dengan kapasitas besar akan terasa nyaman saat menjalankan beberapa aplikasi, pilihlah RAM diatas 512Mb untuk mendukung kinerja Android. Sedangkan Internal Memory adalah memory untuk menyimpan OS Android dan aplikasi-aplikasi yang akan kita instal. Pilih internal memory diatas 1Gb, karena kebanyakan memory yang di informasikan di spesifikasi handset belum termasuk yang digunakan oleh OS Android. Misal spesifikasi: Internal Memory 512MB – pada kenyataannya memory yang tersedia untuk user hanya sekitar 200MB karena sekitar 300MB digunakan untuk sistem Android atau UI dari produsen handset.

5.Baterai, 
Sebagian besar smartphone memang boros di baterai, tetapi paling tidak kita bisa memilih handset dengan kapasitas baterai yang besar untuk meminimalkan borosnya penggunaan baterai di android. Pilihlah baterai dengan kapasitas diatas 1300mAh, dan akan saya bahas di posting selanjutnya untuk tips hemat baterai di android.

6. Versi OS, 
perkembangan OS Android selalu di imbangi oleh perkembangan hardware yang mendukungnya, pilihlah OS terbaru dimasanya, misal pertengahan 2012 ini paling tidak sudah menggunakan Android versi 4.0(ICS) atau 4.1(Jelly Bean)

7. Fitur Tambahan, 
disini akan menambah nilai dari handset yang akan kita pilih, misal layar di beberapa handset Sony mempunyai sistem Bravia Engine untuk mengatur kecerahan, atau tersediannya port HDMI untuk connect ke TV, atau camera dengan beberapa sensor tambahan, dsb

8. Baca Review,
sebelum membeli anda harus mengenali dahulu handset incaran anda, anda bisa lihat spesifikasi di www.gsmarena.com atau www.phonearena.com dan yang paling penting adalah baca review dari pengguna sebelumnya. Dengan membaca review tersebut anda akan mengetahu kekurangan atau kelebihan handset incaran tsb. Beberapa web review sangat banyak silahkan ke gsmarena, forum kaskus, engadget dll.

9. Aplikasi, 
di android banyak aplikasi gratisan yang menunjang kegiatan sehari-hari.

10. Persiapan Budget, 
Ini merupakan hal terpenting dari point-point diatas. Jika budget kita mepet maka harus menerima kenyataan untuk membeli handset dengan spesifikasi yang biasa saja, sedangkan kalau budget anda lebih, maka anda bisa membeli 2 handset sekaligus dan bisa saya trial dulu sementara

Sumber : blog

Aku dan Hatiku





Aku dan Hatiku

Biarkan cinta datang pada waktunya
Tak perlu mencarinya
Tidak juga menantinya sampai penat
Disela waktu
Suatu waktu
Tanpa kau sadari
Juga tanpa tumpukan harapan
Cinta akan datang
Tanpa diduga
menghampiri tiba tiba
Hanya jika kau percaya


Luka itu, masih membekas, tergores dalam di hatiku.
Aku kasihan pada hatiku, ia merasakan sakit, perih, semua karena kelalaianku menjaga hatiku. Mungkin, jika ia bisa berkata, dia akan protes "kenapa kau tak menjagaku dengan baik? Sampai-sampai aku terluka"

Wednesday, January 23, 2013

solusi bagi yg masih ragu untuk menikah



Agar Diterima Jadi Mantu, Perlu Gaji Berapa Sih?

Sorry yah agak panjang, tapi di jamin artikel ini bagus kok !!!

Gaji, adalah salah satu dalih dalam menunda pernikahan, walaupun sudah bertemu akhwat yang saling suka, seperti kisah Hareem Melamar Sang Putri.
Si Hareem mencoba-coba memberanikan diri melamar sang putri yang berjilbab gaul tapi sopan, sang camer yang kumisan seperti satpam bertanya

“Kamu Sudah kerja Bkamum? ”
“Sudah Pak” kata Hareem sedikit grogi
“Kerja apa?”
“Wirausaha Pak”
“Berapa Gaji sebulan?”
“Nggak Tentu Pak?”
”Hah Kamu, Anak saya Mau kamu kasih makan apaan?”

*****
Banyak sekali Dalih lainya dalam menunda Menikah bagi para Lelaki dan Bahkan Ikhwan bila sudah bertemu dan saling suka dengan wanita. Padahal Mereka kebanyakan tahu dan yakin dengan sabda nabi
..... Janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya........Apab
ila wanita (gadis/janda) sudah bertemu laki-laki yang sepadan yang meminangnya (dan saling suka) (HR Ahmad)*

Tetapi….
Para lelaki tampak masih senang bermanja-manja dengan kenyamanan fasilitas dari Orang Tua. Mereka merasa berat meninggalkan kenyamanan tersebut, sehingga bermental “ayam sayur” ketika bertemu jodoh.
Penyebab para lelaki menunda menikah yang lainnya ialah :
Mereka Tak mau menerima kenyataan bahwa mereka sudah mendapat taqdir hidup di keluarga biasa saja, tetapi ingin menikah dengan cara mewah, sewa geHar, sewa EO dan sebagainya, penyebab lainnya lagi ialah takut menghadapi calon mertua, seperti cerita Adegan si Hareem menghadapi calon mertuanya.

Si Hareem mencoba-coba memberanikan diri melamar sang putri yang berjilbab gaul tapi sopan, sang camer yang kumisan seperti satpam bertanya “Kamu Sudah kerja Belum? ”
“Sudah Pak” kata Hareem sedikit grogi
“Kerja apa?”
“Wirausaha Pak”
“Berapa Gaji sebulan?”
“Nggak Tentu Pak?”
”Hah Kamu, Anak saya Mau kamu kasih makan apaan?”
“Ya Nasi Pak, Assalamualaykum..?” Kata Hareem dengan badan gemetar menahan kesal sambil Keluar Rumah, Ngibrit menemui temannya panjul
“Jul, Gawat Sekarang Dunia Serba Matre, Jul”

AlKisah berlanjut…
"ya ampun Har, kamu baru ditanya gitu aja sudah minder, besok-besok kalu kamu mau ngelamar cewek, kudu ajak temenlu yang keren gini" kata Panjul
"iye Jul, saya suka minder kalau ditanya camer soal gaji" kata Hareem
"kamu harus pinter diplomasi Har, tapi diplomasi yang benar, jangan ngeles atau ngibul (berdusta), kamu bilang dong Bahwa gaji saya memang tidak tentu per bulannya, walaupun begitu insya Allah gaji saya itu halal dan berkah. Allah akan memberi rejeki dari arah yang tak disangka-sangka. Lagi pula orang yang bergaji tetap dan sudah punya anak juga bisa saja dipecat, bahkan PNS pun bisa dipecat pak.

Kalau saya selalu berusaha mencari rejeki yang halal sehingga berkah, yang Insya Allah akan membuat Bahagia anak bapak" kata Panjul sambil bergaya seperti pembicara seminar motivasi terkenal di tivi.
"iye ye, ngapain saya takut, tapi kalau babenya tetap mau punya mantu pegawai tetap gimana Jul?" kata Hareem
"itu tandanya: anda belum beruntung, coba lagi, hehe" kata Panjul sambil pamer gigi
"ah kamu Jul, emangnya beli makanan berhadiah yang di dalam bungkusnya ada tulisan: coba lagi "
"ye begitu Dunia ini, kalau gagal coba lagi dengan cara musyawarah, kalau gagal terus, ya coba lagi pada calon-mertua yang lain" kata Panjul

****

"bang, emang perlu gaji berape sih biar diterima jadi mantu?" tanya Hareem
"yaa.. Bisa sejuta (rupiah), sebulan, 10 juta atau gaji nggak tentu kayak kamu Har, tergantung Jenis mertua yang bakal kamu hadepin" kata Bang Panjul
"wah calon mertua saya termasuk Jenis apaan ya?" kata Hareem, sambil memegang jidatnya
"jadi gini Har, yang penting bagaimana kamu bisa menyamakan fikiran calon mertua kamu dengan fikiran kamu dan kenyataan penghasilan kamu, yang lebih penting lagi kamu bisa meyakinkan kesiapan mental menghadapi cobaan dalam rumah tangga, lalu membeberkan potensi yang kamu punya sekarang yang bisa menjamin kehidupan anak istri di masa depan, lagipula ngga semua mertua menilai menantu dari gaji, kamu santai aja, dan jangan menunda-nunda, barusan saya baru baca sabda nabi.

****

Rasulullah Saw bersabda kepada Ali Ra: "Hai Ali, ada tiga perkara yang janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya, yaitu shalat apabila tiba waktunya, jenazah bila sudah siap penguburannya, dan wanita (gadis atau janda) bila menemukan laki-laki sepadan yang meminangnya." (HR. Ahmad)
Jadi, setelah saya baca hadits itu, maka Keputusan kamu melamar dengan modal tabungan yang ada sudah tepat, Har, karena kamu sudah punya cewek, Jadi nunggu apa lagi, kalau sudah saling suka, jangan ditunda-tunda, bisa dosa" kata Bang Panjul

"oh gitu bang..., Makasih bang, Saya jadi siap mental nih, tabungan juga punya , mudah-mudahan aja saya ketemu calon mertua yang lebih mementingkan menilai agama, niat, iman dan amal perbuatan saya, Jul"
“Aamiin…” Kata Bang Panjul sambil berdoa dan mengingat-ingat sabda Nabi yang tadi:
..... Janganlah kamu tunda-tunda pelaksanaannya........Apabila wanita (gadis/janda) sudah bertemu laki-laki yang sepadan yang meminangnya (dan saling suka) (HR Ahmad)*

Kenyataannya di Dunia Nyata, Ibadah yang banyak disukai orang ini sering ditunda-tunda dengan dalih mengada-ngada:
Masalah Dana dan Gaji, para lelaki sering minder alias nggak PD Soal rizqi, gentar bin ketakutan dengan tanggung jawab yang akan diemban, tapi dilain sisi:
Masih tetap doyan mesra-mesraan,
walaupun cuma lewat sms-an,
karena telanjur dicap "Ikhwan", oleh kawan kawan,
karena sering berbaju Koko di Badan
Begitulah Dunia Bro,
Ketakutan soal dana ialah hal yang biasa, tetapi bukan yang Utama.
Kalau memang hanya punya dana 5 Juta rupiah maka menikahlah dengan dana 4 juta rupiah, Kalau hanya ada 3 juta, menikahlah dengan Dana tabungan 2 juta. (kurangi 1juta sebagai dana cadangan tak terduga) asalkan sdh bertemu jodoh dan si wanita sudah siap dan menerima.” Kata Panjul
"kalau si wanita nggak nerima?" Jawab Hareem dengan Sigap
"Cari wanita lain Jeck...............
Cewek matre suruh ke laut aje, jadi nelayan... ” Kata Panjul dengan enteng.

“Selama kamu penjajakannya sekedar suka, nggak pake cinta berlebihan, dan nggak pakai mesra-mesraan, maka pindah ke lain hati menjadi mudah, lalu mutusinnya gampang (kan bukan pacaran,jadi tak perlu ada yang putus) bro…
Selama niat Ikhlash untuk ibadah, apabila dana tabungan yang cume 3 juta itu, bisa jadi kau akan mendapat pertolongan Allah menjadi senilai 30 juta bahkan lebih (bisa berupa uang, jasa atau barang), lewat hamba-hamba Allah lainnya seperti:
Ayah Ibu
paman
adik/kakak
teman
teman ngaji
teman bisnis
dan lain-lain Har,
tapi kamu jangan sekali-kali ngarep (berharap) hal itu, ngandelin (mengandalkan) pertolongan hamba Allah lainnya apalagi sampe minta, bisa-bisa ente dikatain mental miskin,terhina walaupun nantinya sudah kaya.
Minta dan ngarep (berharap) saja cuma sama Allah.
Allah maha kaya, dan maha membolak balik hati/qalbu manusia untuk menolongmu. Termasuk Membolak Balik Hati calon Mertua yang kadang meminta pesta mewah atau membuat standard Gaji bagi Calon menantunya” Jelas Panjul
Si Hareem menganggukkan kepala.

Pesan Moral..

Wahai para pemuda !!!

“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian yang telah mampu, maka menikahlah, karena demikian (nikah) itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu, maka berpuasalah, karena puasa akan menjadi perisai baginya“. [HR. Al-Bukhoriy (4778), dan Muslim (1400), Abu Dawud (2046), An-Nasa’iy (2246)]

Jgn lah kalian takut untuk menikah. Karna dgn menikah.. kita akan terhindar dari zina. Dan zina itu adalah perbuatan yg keji.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”. (QS. Al-Israa’:32 )

Nikah itu adalah ibadah, dan Allah akan membantu umatnya yg mempunyai niat baik.

“Allah tidak menghendaki menyulitkan kalian, tetapi Dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kalian, supaya kalian bersyukur.”(QS. : Al-Maidah: 6)

Dan utk para wanita, mudah kan lah niat calon suami kalian utk melamar mu.

“Diantara berkahnya seorang wanita, memudahkan urusan (nikah)nya, dan sedikit maharnya“. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (24651), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (2739), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubro (14135), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (4095), Al-Bazzar dalam Al-Musnad (3/158), Ath-Thobroniy dalam Ash-Shoghir (469). Di-hasan-kan Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ (2231)]


“Ingatlah, jangan kalian berlebih-lebihan dalam memberikan mahar kepada wanita karena sesungguhnya jika hal itu adalah suatu kemuliaan di dunia dan ketaqwaan di akhirat, maka Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- adalah orang yang palimg berhak dari kalian. Tidak pernah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- memberikan mahar kepada seorang wanitapun dari istri-istri beliau dan tidak pula diberi mahar seorang wanitapun dari putri-putri beliau lebih dari dua belas uqiyah (satu uqiyah sama dengan 40 dirham)” .[HR.Abu Dawud (2106), At-Tirmidzi(1114),Ibnu Majah(1887), Ahmad(I/40&48/no.285&340). Di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Takhrij Al-Misykah (3204)]

Good luck, semoga surga dunia akherat milik kalian semua yg punya niat baik.


Sumber : hareemusashi

Monday, January 21, 2013

Ikhlaskan sebuah koin yg hilang

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.


Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.


Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.
Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sumber : fb

Jangan Terlalu Lama Berada di Zona Nyaman


Dahulu kala, Elang dan Kalkun adalah sahabat baik. Mereka sering terbang bersama, mencari makanan dan menghabiskan waktu dengan melintasi udara. Zaman dahulu kalkun dapat terbang setinggi elang dan dengan tubuh rampingnya ia dapat mencari makanan dengan gesit bersama elang. Bukan sesuatu yang janggal bila ada elang pastilah di sana terdapat kalkun menemaninya dan manusiapun merasa hal itu adalah sesuatu yang wajar.

Di suatu hari yang terik saat keduanya sedang asik terbang, kalkun berkata pada elang “Mari kita mencari makan, perutku mulai merasa lapar” dan elang menyetujuinya. Turunlah elang dan kalkun disebuh peternakan yang besar milik seorang petani, tiba-tiba ketika sedang mencari makan di rindangnya pepohonan, seekor sapi yang lewat mempersilahkan elang dan kalkun untuk mengambil jagung yang sedang dimakan sapi.

“Silahkan ambil jagung ini jika kalian mau”.

Elang dan kalkun pun terkejut, baru kali ini mereka ditawari makanan, selama ini mereka harus mencari makanan sendiri, terbang ber mil mil jauhnya dan tidak pernah berpikir apa yang akan dimakan besok, karena mereka harus berburu untuk makan. “Mengapa kau memberikan jagung ini kepada kami?” Tanya elang kepada sapi. “Kami di sini memiliki banyak makanan, petani selalu memberikan kami makanan dan kami tidak perlu mencari apapun, seluruh makanan enak selalu tersedia untuk kami tiap hari”.

Betapa terkejutnya Elang dan kalkun saat mendengar jawaban sapi. Dengan lahapnya elang dan kalkun memakan hidangan yang diberikan sapi. Keesokan harinya elang dan kalkun datang lagi ke peternakan dan memakan makanan yang disajikan dengan penuh kesenangan.

Hari pun terus berlalu dengan makanan yang berkelimahan hingga suatu hari kalkun berkata pada elang “Sahabatku, sebaiknya kita tetap di sini, di peternakan ini kita tidak perlu bersusah payah mencari makanan semua tersedia hanya untuk kita”.

Elang pun menjawab dengan penuh pertimbangan, keinginannya untuk berpetualang dan menemukan hal baru serta menerima tantangan baru tiap hari dan menikmati kemerdekaannya untuk terbang bebas membuat Ia enggan untuk menerima ajakan kalkun.

Kalkun tetap dengan keputusannya untuk tetap tinggal dan elang mengucapkan salam perpisahan kepada teman lamanya kalkun, sambil terbang tinggi di angkasa.

Hari berganti hari, kalkun dengan kehidupan di peternakan dipenuhi dengan kenikmatan makanan yang berlimpah dan setiap hari yang santai sehingga tubunya menjadi gemuk, Ia pun tidak pernah terbang lagi karena untuk menemukan makanan ia cukup berjalan menggunakan kakinya.

Hingga di suatu malam, kalkun mendengar istri sang petani akan memasak hidangan kalkun panggang untuk merayakan Thanksgiving, kalkun merasa terancam dan memutuskan untuk pergi dari peternakan tersebut, namun tanpa ia sadari keahliannya untuk terbang sudah leyap, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya yang terbebani oleh bobot badannya yang berat. Dan di hari Thanksgiving sang petani pun melahap sajian kalkun panggang yang lezat.

Dari cerita ini , kita dapat menarik pelajaran bahwa saat Anda menyerah terhadap tantangan hidup, terlalu lama berdiam di comfort zone dan mencari keamanan tanpa pernah mencoba meraih yang lebih baik, saat itulah Anda akan terperangkap dalam kenyamanan semu dan sampai suatu hari Anda menyadari & menyesali potensi besar yang Anda sia-siakan dalam hidup Anda dan saat itu tidak ada lagi kesempatan yang tersisa.

Jadi, apakah Anda ingin terbang seperti elang atau berdiam diri seperti kalkun?Ingat keputusan Anda sendiri.







Sunday, January 20, 2013

Belajar Bahasa Arab: Sesukar Itukah?



Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
" Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memberinya pemahaman tentang agama (Islam)."  (HR.Bukhari)

Dari apa yang tersurat dalam hadits ini, dapat kita ambil suatu point bahwa: Ketika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Allah akan memberikan dia kefakihan tentang dinul Islam ini.

Bahasa Arab merupakan salah satu ilmu alat (ilmu yang dapat dijadikan mediator/alat/sarana untuk mempelajari, memahami ilmu lainnya), bahkan dengan belajar kaidah Bahasa arab, kita bisa menemukan faidah dan menggali suatu hukum yang terdapat pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Oleh karena itu, seseorang yang diberi pemahaman dari Allah untuk menguasai ilmu ini, terlebih jika dia menggunakannya untuk mendalami syariat Islam, mengamalkan syariat Islam, dan mendakwahkannya...hingga keimanan dan ketakwaannya pun kian bertambah, maka itulah salah satu tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi diri orang tersebut.

Berdasarkan realita di lapangan, banyak pihak mengeluhkan sulitnya belajar bahasa arab, bahkan ketika belajar kaidah dasar yang sudah disusun dengan sistematika sangat mudah. Memang banyak faktor yang menjadi pemicu sukarnya seseorang dalam memahami dan menguasai bahasa ini, baik berasal dari faktor pengajar, faktor pelajar, faktor materi pembelajaran, atau faktor eksternal yang lainnya termasuk kehendak Allah untuk memberikan taufiq pada siapapun yang Dia kehendaki. Pada bahasan kita kali ini, saya hanya ingin menitikberatkan pada satu faktor dari segi pelajar: kurangnya doa.
 
Berdasarkan pengalaman saya pribadi ketika saya belajar dan diberi amanah mengajar (kaidah bahasa arab dasar tentunya), kebanyakan teman belajar dan orang-orang yang saya ajar masih berstatus mahasiswi. Sisanya: ibu rumah tangga biasa, ibu mantan anak kuliahan, atau wanita yang bekerja di suatu tempat. Intinya, teman belajar dan orang-orang yang saya ajar itu kebanyakan mahasiswi/mantan mahasiswi yang lulus kuliah/pernah berstatus mahasiswi, yang berasal dari universitas-universitas yang terkenal dan "bernama" di Jogja atau dari lain daerah...seperti UGM, UAD, UMY, UII, UIN, AMIKOM dsb. Artinya, tingkat kecerdasan mereka minimal ya rata-rata standar lah. Bahkan teman belajar atau yang saya ajar itu tidak sedikit pula berasal dari jurusan bergengsi UGM, yang umumnya susah ditembus oleh orang kebanyakan kalau dia tidak benar-benar pintar. Anak-anak yang bisa masuk ke jurusan itu umumnya anak yang tergolong pintar-pintar di sekolahnya dahulu (saya sedang tidak membahas faktor khusus seperti "keberuntungan" dari Allah sehingga dia bisa diterima di jurusan bergengsi UGM...yang sedang saya bahas hanya faktor yang bersifat mendasar dan "umum" saja.) Lalu...ketika mereka sama-sama belajar, ternyata hasil grafiknya pun bermacam-macam. Bahkan tidak sedikit pula orang yang otaknya pas-pasan saja, malah lebih cepat menguasai dan jadi yang terbaik dibanding mahasiswi yang cerdas-cerdas ini. Ada juga mahasiswi cerdas, namun ilmu bahasa arabnya dari dahulu tetap jalan di tempat, di kaidah dasar situ-situ saja....padahal jenjang yang sudah dia tempuh adalah jenjang bahasa arab lanjutan. Apa yang keliru? Ada masalah? Sekali lagi saya katakan, banyak faktor pencetusnya....termasuk kecerdasan linguistik yang Allah berikan bagi seseorang dan banyaknya maksiat yang dilakukan seseorang, itu ikut berperan juga. Akan tetapi, kali ini bukan itu yang hendak saya uraikan, namun tentang point pentingnya berdoa.
 
Berdoa yang saya maksud di sini adalah berdoa agar:
- Allah memberikan kemudahan bagi orang tersebut untuk memahami, menguasai, menerapkan dan menggunakan ilmu tersebut agar bermanfaat bagi dirinya dan selainnya.
- Allah memberikan taufiq kepadanya agar dapat menggunakan ilmu tersebut untuk menolong agama-Nya, mendekatkan diri pada-Nya, memahami Al-Qur'an...As-Sunnah serta ilmu lainnya yang berhubungan dengan syariat.
- Allah memudahkan dia untuk ikhlas mengharap ridha-Nya ketika mempelajari ilmu tersebut.
- Allah menjauhkan dirinya dari rasa malas (malas ini juga salah satu penyakit kronis yang sering menjangkiti pembelajar bahasa arab)
 
Seringkali kita lupa berdoa, dan hanya mengandalkan kemampuan atau kecerdasan kita saja. Kita lupa bahwa kecerdasan seseorang hanyalah anugrah -sekaligus fitnah, jika dia tidak bisa mengelolanya dengan benar- temporer yang Allah titipkan bagi kita. Sewaktu-waktu Allah inginkan, Dia bisa dengan mudah mencabutnya dan merubah kecerdasan tersebut berbalik 180 derajat...drastis sekali.
 
==> Siapakah yang menurunkan Al-Qur'an? Allah.
Siapakah yang mengutus Ruhul Qudus agar menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga segala perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamyang ada dalam Al-Hadits itu berdasarkan wahyu? Allah.
Dengan bahasa apakah Al-Qur'an dan Al-Hadits itu ada pada awalnya? Bahasa Arab.
Maka, mintalah pada Dzat yang telah menurunkan Al-Qur'an dan Al-Hadits dalam bahasa arab itu, agar Dia memberi kemudahan bagi kita untuk mempelajarinya.

Renungan Pernikahan - Buka Mata dan Tutup Mata

"Melihat dan mendengar banyaknya kasus rumah tangga yang berakhir dengan perceraian, jadi teringat sebuah petuah yang mengatakan:

افتح عينيك جيدا قبل الزواج, و أغمضهما جيدا بعد الزواج

"Bukalah kedua matamu baik-baik sebelum menikah, dan tutuplah keduanya dengan baik setelah menikah."

Hendaknya petuah ini menjadi nasehat bagi yang akan memasuki bahtera pernikahan agar betul-betul mencari calon suami/istri dan calon bapak/ibu bagi anak-anaknya kelak. Buka kedua matamu, perhatikan dengan seksama. Carilah pasangan yang terbaik buat dirimu.Jika engkau sudah menikah, maka tutuplah kedua matamu tersebut. Jangan suka mencari-cari kesalahan dari pasanganmu.

Kebanyakan kita terkadang tidak menggubris nasehat ini atau terbalik menerapkannya. Ketika mau menikah, matanya hanya tertuju dan terfokus pada tampilan fisik belaka. Konsentrasinya hanya terpusat pada kecakepan si fulaan atau kecantikan si fulaanah saja. Mereka lupa membuka matanya lebih lebar lagi. Mereka lalai melihat agama dan akhlak calon pasangannya.

Akhirnya apa yang terjadi?
Setelah menikah malah membuka matanya dengan sangat lebar. Kesalahan kecil dari pasangannya dibesar-besarka­­n seakan-akan di matanya ada kaca pembesar. Tiada hari tanpa mencari dan menemukan kesalahan pasangannya. Walhasil, angka perceraian semakin tinggi, jumlah wanita-wanita tak bersuami lagi makin banyak, problema sosial kemasyarakatan makin ruwet.

Oleh karena itu, petuah ini semestinya ditanggapi oleh semua kalangan, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah.
Buka mata lebar-lebar, cari dan telitilah orang yang akan menjadi pasangan hidupmu. Di saat engkau menjalani hidup dengannya, tutuplah kedua matamu dari melihat kesalahan dan kekurangannya. Ingatlah kebaikan-kebaik­­an dan kelebihan-keleb­­ihannya.

Sungguh orang yang paling baik terhadap pasangannya telah memberikan kita peringatan. Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا يفرك مؤمن مؤمنة إن كره منها خلقا رضى منها آخر

"Janganlah seorang mu'min itu membenci istrinya. Jika ia tidak senang terhadap salah satu tabi'atnya, maka ia ridha terhadap tabi'atnya yang lain." (HR. Muslim)"

Saturday, January 19, 2013

Mulailah Dari yg Kecil, Karena yg Kecil Itu Bisa Jadi Besar



Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. Di kejauhan dilihatnya seorang anak sedang memungut bintang laut dan melemparkannya kembali ke dalam air.

Setelah mendekati anak itu, lelaki tua itu bertanya heran, “Mengapa engkau mengumpulkan dan melemparkan kembali bintang laut itu ke dalam air?” “Karena bila dibiarkan hingga matahari pagi datang menyengat, bintang laut yang terdampar itu akan segera mati kekeringan, “Jawab si kecil itu.

“Tapi pantai ini luas dan bermil-mil panjangnya,” Kata lelaki tua itu sambil menunjukkan jarinya yang mulai keriput ke arah pantai pasir yang luas itu. “Lagi pula ada jutaan bintang laut yang terdampar. Aku ragu apakah usahamu itu sungguh mempunyai arti yang besar,” Lanjutnya penuh ragu.

Anak itu lama memandang bintang laut yang ada di tangannya tanpa berkata sepatahpun. Lalu dengan perlahan ia melemparkannya ke dalam laut agar selamat dan hidup.” kemudian dengan tersenyum pada lelaki tua itu, ia berkata “Aku membuat perubahan untuk satu hal. Satu Tindakan Sebuah kebaikan yang sederhana dapat membuat sebuah perubahan untuk keluargamu, temanmu, bahkan untuk wajah wajah asing yang kadang tidak kita kenal”. Saya yakin usahaku sungguh memiliki arti yang besar sekurang-kurangnya bagi yang satu ini.” Kata si kecil itu.

Pesan Moral : kadang kadang, kita selalu merasa tidak bisa berbuat apa apa seperti layaknya anak kecil itu, namun walaupun itu cuma tindakan kebaikan sederhana, tapi membuat begitu banyak perbedaan untuk Bintang laut itu sendiri

Ketika anda memberikan sedikit senyuman untuk orang lain, baik itu keluarga anda, teman anda ataupun orang asing yang anda temui, anda telah membuat perbedaan besar bagi mereka.

Tindakan kecil yang sederhana dapat membuat perbedaan besar kepada seseorang yang sedang membutuhkan. Menyelamatkan Bintang laut adalah sedikit aksi yang membuktikan kebenaran itu

Kita sering mendambakan untuk melakukan sesuatu yang besar, namun sering kali kita lupa bahwa yang besar itu sering dimulai dengan sesuatu yang kecil. Mulailah berbuat kebajikan pada hal-hal kecil, maka engkau akan diberkati dalam hal-hal besar.

Sumber : FB


 

CUKUPLAH MENJADI ANAK YANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA



Hujan masih cukup deras ketika sore itu aku duduk-duduk berdua dengan ibuku. Kami berbincang-bincang panjang lebar. Tentang kuliahku, pekerjaanku, kegiatanku, cita-cita dan rencana masa depanku. Ibu sangat antusias mendengarkanku, kulihat pancaran raut bahagia dari wajahnya.
Awal Desember tahun lalu, sengaja kusempatkan pulang ke Jogja ditengah-tengah kesibukanku dan seabrek tugas-tugasku. Aku sangat merindukannya. Seminggu aku di rumah, namun belum cukup untuk mengobati kerinduanku yang sangat dalam padanya.
Kemudian, kudengar untaian nasehat-nasehat dari ibuku. Begitu tulus dan penuh pengharapan. InsyaAllah bu...mohon doanya selalu agar aku bisa menjadi seperti yang ibu harapkan. Yaitu menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua.
Ah ibu...kau tidak mengharapkanku menjadi orang yang sukses dan kaya raya. Kau tidak mencita-citakanku menjadi dokter, pengusaha, atau profesi lainnya yang dapat menghasilkan banyak uang. Tidak seperti kebanyakan orang tua jaman sekarang yang mengharapkan anak-anaknya bahagia dengan bergelimangan harta.
Sejenak kami terdiam. Hanyut dalam pikiran masing-masing. Entah apa yang sedang dipikirkan ibuku. Aku sendiri sedang memikirkan bagaimana kelak aku akan membahagiakan orang tuaku. Kemudian, mulai ibu menceritakan beberapa kisah kepadaku...
Kisah pertama, tentang seorang nenek yang sudah sangat tua renta. Mungkin usianya sudah lebih dari 80 tahun. Rumahnya tidak begitu jauh dari rumahku, kira-kira berjarak 100 meter. Nenek tua itu sebenarnya memiliki beberapa orang anak. Dua diantaranya tinggal di kampung sebelah. Semua anaknya sudah berkeluarga dan juga sudah mempunyai anak. Tapi nenek tua itu hanya tinggal sendirian di rumahnya. Sebuah rumah kecil yang sebenarnya lebih pantas disebut gubuk. Tinggal sendiri, masak sendiri, dan mengerjakan semua hal sendirian. Padahal nenek itu sudah sakit-sakitan. Ketika  gempa hebat meluluhlantakkan kotaku 7 tahun silam, nenek itu juga menjadi korban dan menderita luka yang cukup serius. Tubuhnya menjadi semakin lemah, ditambah lagi usianya yang semakin tua. Tapi begitu tega anak-anak dan cucu-cucunya membiarkannya hidup dan tinggal sendirian di rumahnya.
Suatu hari, ibuku melihat nenek tua itu sedang duduk dengan berselonjor kaki di sebuah pos ronda di kampung kami. Rambut putihnya terurai berantakan menutupi wajah dan kepalanya. Sambil membawa beberapa botol bekas air mineral, nenek itu mulai berjalan. Bukan....bukan berjalan dengan kedua kakinya. Tapi cara jalannya kini sudah ngesot karena tak mampu lagi berdiri.  Karena tak tega melihatnya, ibuku segera  mendatangi salah satu anaknya yang tinggal di kampung sebelah. Ibuku memberi tahu keadaan ibunya saat itu. Segera anaknya menjemput nenek tua itu, kemudian dibawa pulang kerumahnya, dibersihkan dan dimandikan. Tak lama setelah kejadian itu, sang nenek meninggal dunia.
Ibuku pun berpikir, “Apakah ketika ibu tua nanti ibu akan mengalami nasib sama seperti nenek tua yang malang itu?”
Kukatakan padanya, “Ibu masih punya aku yang akan selalu menjaga ibu. Yang selalu ingin melihat ibu bahagia. Tentu saja tak akan kubiarkan ibu mengalami seperti apa yang dialami nenek tua itu.”
Kisah kedua, tentang seorang ibu yang sudah cukup tua. Rumahnya tepat di belakang rumahku, hanya dibatasi sebuah jalan kampung yang tidak terlau lebar dan kebun kelapa yang tidak begitu luas. Kalau aku sedang berada di dapur dan kubuka pintu atau jendela, langsung aku bisa melihat rumahnya. Kadang kulihat ibu itu sedang duduk-duduk sendirian di depan rumahnya. Atau sedang berdiri berjalan-jalan di sekitar rumahnya, atau entah apa yang sedang dia lakukan.
Ibuku menceritakan keadaannya saat ini. .
Semua anak-anaknya sudah menikah dan tinggal dengan keluarganya masing-masing di daerah yang cukup jauh dari kampung kami. Hanya tinggal seorang anak laki-lakinya yang paling bungsu saja, yang walaupun sudah menikah dan punya anak namun tetap tinggal di kampung kami. Rumahnya tepat di samping rumah ibunya.  Pada awalnya mereka tinggal serumah. Tapi lama kelamaan, sang anak dan istrinya memutuskan untuk membagi rumah yang mereka tinggali menjadi dua. Dan sejak itu, sang ibu tinggal sendirian di salah satu bagian rumahnya. Semuanya kini menjadi masing-masing. Sang anak dan istrinya pun mulai kurang memperhatikan ibunya.
Karena sudah cukup tua dan tidak mempunyai penghasilan tetap karena memang tidak bekerja, dan anakpun sudah mengurangi perhatian kepadanya, ibu itu hanya mengandalkan sepetak sawah yang masih dimilikinya untuk menyambung hidup. Sawah yang dimilikinya disewakan kepada orang lain yang masih kuat untuk menggarapnya. Dan hasil panennya di bagi dua.
Lama-lama, anak dan menantunya seolah-olah sudah benar-benar lupa bahwa orang tua yang tinggal di samping rumah mereka adalah ibu mereka. Sang ibu punya uang atau tidak, ada makanan atau tidak, sepertinya sudah bukan urusan mereka lagi.
Suatu hari, sang menantu mengadakan acara dengan keluarganya. Semua keluarganya datang. Orang tua, paman, bibi dan saudara-saudaranya. Beraneka macam makanan telah disiapkan. Tapi si ibu tua itu tidak diundangnya.
“Sakit hati saya.” Kata ibu itu suatu ketika berbincang-bincang dengan ibuku.
“Dianggap apa saya ini?”
Tentu bukan karena tidak bisa ikut merasakan enaknya makanan yang dihidangkan di acara itu sang ibu bersedih.
Suatu ketika ibu itu sakit. Diare dan muntah-muntah hingga tubuhnya lemas. Tak ada kelihatan anak atau menantunya membantunya mencuci pakaian yang kotor karena sang ibu yang tak mampu menahan buang-buang air dan merasa sangat lemah untuk berjalan ke kamar mandi. Ketika ibuku menjenguknya, ibu itu meminta tolong kepada ibuku untuk membelikannya beberapa stel pakaian karena pakaiannya sudah habis dipakai dan belum mampu untuk mencuci karena masih merasa sangat lemah.
Setelah merasa lebih baik, ibu itu ingin makan daging ayam. Diberinya anaknya uang 20 ribu dan memintanya tolong untuk membelikannya daging ayam. Setelah berhari-hari, belum juga anaknya sempat untuk membelikan apa yang diinginkan ibunya. Ketika ibu itu menanyakan pesanannya, anaknya menjawab bahwa uang yang diberikan kepadanya dipakai untuk jajan cucu-cucunya. Akhirya karena tak lagi mempunyai uang, ibu itupun menahan keinginannya untuk makan ayam.
Menangis ibuku mendengarkan cerita ibu itu. Kembali beliau berkata, ““Apakah ketika ibu tua nanti ibu akan mengalami nasib sama seperti ibu  yang malang itu?”
“Jadilah anak yang berbakti kepada ibu dan ayahmu. Hanya itu yang ibu harapkan.”
InsyaAllah bu, aku akan berusaha menjadi anak yang berbakti kepada kalian berdua.
Allahummaghfirliy, waliwalidayya, warhamhuma kama robbayaniy shoghiro...Amin.