Feature

Friday, April 12, 2013

Kunci Sukses Berusaha


fondasi sukses itu ada dikeluarga

12 April 2013, Time excelindo mengadakan Kantin(Kajian Rutin) yang diadakan di Ruang Citra II STMIK AMIKOM YOGYAKARTA yang dibuka dengan surat yasin yang salah satu ayatnya (ayat 35) : 

 supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka baik dengan sedekah atau amalan lainnya. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?


diayat ini kita dianjurkan untuk bersyukur baik itu didepan ataupun dibelakang saat kita mengusahakan segala sesuatu baik dengan sedekah atau amalan lainnya.karena “Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah “ (Nabi Muhammad SAW). Maka mengapakah mereka tidak bersyukur atas nikmat yang sudah diterimannya ?

dan untuk sukses kita harus mengenal kunci-kunci kegagalan yang harus kita hindari, beikut kunci
-kunci kegagalan tersebut :
1. Itungan sama ALLAH SWT
    cerita nyata ada ustad yang mengadakan tausiyah yang biasanya diadakan di TV diadakan dihotel dan gratis dan kebetulan ada beberapa ibu-ibu super yang pake perhiasan wah wah an dan kebetulan juga ustadnya juga suka nantang jamaahnya untuk sedekah, dan akhirnya para ibu-ibu itu sedekah perhiasannya. sebulan setelahnya ibu-ibu itu saling tukar informasi soal balasan yang diberikan jika kita sedekah maka akan diganti minimal 10 kali lipat seperti yang dijelaskan pada  Al-An´âm ayat 160 : 


Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) 10 (sepuluh) kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
maka ibu-ibu itu sepakat untuk menelpon ustad nya tadi, curhat ke ustadnya kok balesan dari ALLAH belum cocok sama sedekahnya padahal sudah sedekah 5.000.000 kan harusnya balesannya 10 kalilipatnya ini belum balik modal ustad. Nabi SAW benar-benar melarang menghitung-hitung dalam bersedekah.
Dari Asma Rah, Nabi SAW bersabda: ”Infakkanlah (sebanyak mungkin), jangan menghitungnya (jika menghitungnya), maka Allah SWT akan memberimu dengan dihitung-hitung. Dan jangan kamu menyimpan hartamu, nanti Allah SWT akan menyimpan pemberiannya (sedikit memberi) belanjakanlah hartamu semampumu (Muttfaq alaih, Misykat)
nah hal-hal seperti inilah yang harus dihindari karena belum tentu balasan sedekah itu berupa uang tapi bisa dalam bentuk lain, misal :
1. Hadirnya kesehatan bagi badan kita;
2. Umur;
3. Bala;
4. Kesempatan hidup yang lebih baik;
5. Anak yang sehat, atau kehadiran anak itu sendiri;
6. Sehatnya keluarga;
7. Keselamatan diri dan keluarga;
8. Karir yang lebih baik;
9. Status sosial yang lebih baik;

dan yang selanjutnya iyalah meremehkan ibadah, misal kita meremehkan ibadah shalat sunnah Qabliyah dan Ba'diyah dan hanya mengambil ibadah-ibadah pokok saja makan itu salah satu dari hitungan kepada ALLAH.

2. Suka gak percaya sama ALLAH SWT
 
"Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji."
seperti yang dijelaskan diatas jika ALLAH tidak akan lalai/tidak menepati janjinya, tapi banyak dari kita misal dalam hal sedekah kita kurang percaya dalam balasan yang akan allah berikan kepada kita.

Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan.
 dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
 nah disini dijelaskan jika apapun yang ada didunia ini berjalan diperedarannya masing-masing, misal kita ingin sedekah dan membuat standart :

berikut 3 standart yang kita buat :
A. 1.000 sedekah orang miskin
B. 2.000 sedekah orang bercukupan
C. 100.000 sedekah orang kaya

nah sekarang tinggal kita mau beredar diperedaran yang mana dalam bersedekah apakah diperedaran orbit orang miskin, bercukupan atau diorbit orang kaya. semua kita yang memilih. sesungguhnya balasan Allah atas amal ibadah telah ditetapkan sesuai dengan tingkat kesulitannya/kepayahannya, karena 1000 bagi kita belum sama dengan 1000 bagi orang lain.

misal lagi soal rezeki :  kisah nyata
ada ibu-ibu yang berjualan makanan dan setiap menjelang magrib sampai isya warung ibu rame sekali, prime time nya pembeli datang dan ibu itu bingung jika diteruskan seperti itu sholat magribnya lalai kadang dijama' dengan sholat isya dan akhirnya ibu itu  bertanya kepada seorang gimana itu ustad ??

lalu sang ustadpun menjawab dikasi saja sedang sholat magrib/isya,, lalu ibu itu bingung jika pembelinya lari ke warung sampingnya gimana ?? *nah loh

insyallah saat warung lain sudah kehabisan makanan, pembeli bisa kembali ke warung ibu dan insyallah pembeli lebih yakin kehalal-an makanan diwarung ibu dari pada diwarung-warung lainnya dan akhirnya ibu melakukan saran dari ustadnya dan ALLAhpun membalasnya dengan memberi tambahan rezeki ke ibu tersebut. itulah balasan jika kita percaya 100% kepada allah.

misal lagi pinjama :

teman kita yang sudah lama kenal minta bantuan pinjaman uang 5.000.000 kepada kita, lalu kita minjemin uang kita tersebut atau tidak ???

pinjemin karena apa ??? karena kita percaya kepada teman kita  tersebut. coba jika gak percaya, pasti sudah tidak dipenjemin kan ???

sama halnya dengan ALLAh, jika kita percaya dengan ALLAH maka insyallah ALLAH juga akan mempercayai kita dengan segala nikmatnya kepada.

PERCAYA 100% KEPADA ALLAH

3. Maksiat 
 
Surat An Nisa Ayat 31
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).

Ada orang-orang yang ketika melakukan dosa kecil ia menganggapnya sebagai hal yang biasa, terhapus dengan sendirinya atau tidak mempedulikannya. “Ah, ini mah dosa kecil.” “Biasa, yang beginian tak menyebabkan masuk neraka.” Dan komentar-komentar sejenisnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian dari tindakan meremehkan dosa.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).

“Dosa kecil bisa menjadi besar,” fatwa Imam Auza’I, “jika seorang hamba menganggapnya kecil dan meremehkannya.”

Ust Ibrahim Lubis MA

Muhqirat dzunub adalah dosa yang diremehkan dan diangap kecil oleh seseorang. Banyak orang tak perhatian terhadapnya sehingga ia terjerumus ke dalam berulang kali tanpa bisa dihitung. Bahkan bisa jadi sebagian orang terus menerus mengerjakannya tanpa absen meninggalkannya karena ia dianggap sebagai dosa kecil.

Imam Ahmad dalam Musnadnya menye
butkan satu riwayat dari hadits Sahal bin Sa`ad Radhiyallahu `Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu `Alaihi Wasallam bersabda:

إيّاكم ومحقرات الذنوب، فإنّما مثل محقرات الذنوب كمثل قوم نزلوا بطن واد فجاء ذا بعود وذا بعود حتى جمعوا ما أنضجوا به خبزهم، وإن محقرات الذنوب متى يؤخذ بها صاحبها تهلكه

"Jauhilah Muhqirat Dzunub (dosa-dosa yang diremehkan). Sesungguhnya perumpamaan dosa-dosa kecil yang diremehkan itu seperti suatu kaum yang singah di satu lembah, lalu satu orang datang membawa satu dahan (kayu bakar) dan yang lainnya juga demikian sampai mereka mengumpulkan banyak kayu bakar yang bisa mematangkan roti mereka. Sesungguhnya dosa-dosa kecil yang diremehkan itu, kapan pelakunya dibalas maka akan menghancurkannya." (HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits Al-Shahihah, no. 389)

Perlu diketahui, menganggap kecil suatu dosa bisa menjadikannya menjadi besar di sisi Allah Ta`ala. Perlu disadari, bahwa dosa besar terkadang diiringi dengan rasa malu, takut, dan merasa itu dosa besar yang berbahaya sehingga ia menjadi kecil. Sementara dosa kecil terkadang diiringi sedikit malu dan tidak digubris, tidak takut, dan diremehkan sehingga lama-kelamaan ia menjadi besar.

Dari sini ada dua sisi keburukan dari dosa-dosa kecil yang diremehkan: Pertama, banyak/seringnya dilakukan sehingga bisa menyebabkan kehancuran. Kedua, diremehkan dan dianggap kecil yang bisa menyebabkan besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta`ala.

Al-Imam Al-Ghazali berkata: Dosa kecil bisa menjadi besar dengan beberapa sebab, di antaranya: dianggap kecil dan dilakukan terus-menerus. Sesungguhnya suatu dosa ketika dianggap besar oleh seorang hamba maka akan menjadi kecil di sisi Allah. Dan setiap dianggap kecil maka akan besar di sisi Allah." 

4. Sibuk dengan aib orang lain dan tidak sadar denga aib sendiri
    pernah suatu ketika ada seorang ikhwan yang mencari jodoh dengan berta'aruf dan mengkuti kuliah pra-nikah dan disuatu sesi tanya jawab si ikhwan bertanya kepada ustad "ya ustad kenapa dengan aku ini ? aku sudah berta'aruf beberapa kali tapi tetap saja gagal"

dan si ustadnya pun bertanyalah kepada teman terdekatmu(akhwat) karena kuliah pra-nikah itu ada ikhwan dan juga akhwat. lalu ustadnya bertanya kepada akhwat, "adakah seorang dari akhwat yang mau menjadikan ikhwan ini calon pengantinnya ??????" dan akhwatpun menjawab "TIDAKKKKKK" **nah loh

dan ustadpun bertanya lagi kepada akhwat, Kenapa engkau menolak ikhwan ini :
1. tidak rapi
2. rambutnya gondrong
3. gak punya janggut *nah loh banyak wanita suka pria yang punya janggut


nah disini kita bisa belajar tentang kekurangan kita, tanpa harus membanding-bandingkan dengan orang lain.  

Sumber :
1. Kajian Rutin Time Excelindo dan Ustad Kembar Awan
2. burhanritonga
3. zakatcentersby
4. petamalang
5. syariah
6. quran
7. quran ittelkom
8. bersamadakwah
9. dakwahsunnah
10. narotama

No comments:

Post a Comment

Jika ada kesalahan silahkan tulis dalam kotak komentar dan terimakasih.